EKSTENSI FILE VIDEO
1. MP4
Di dalam aliansi itu terdapat berbagai ilmuwan dan pengusaha lintas negara. Pencetus aliansi itu adalah Hiroshi Yasuda (Profesor di Universitas Tokyo) dan insinyur asal Italia, Leonardo Chiarglione. Kembali ke MP4, bisa dibilang format video ini adalah yang paling populer digunakan saat ini. Seluruh video yang direkam dengan smartphone android saat ini menghasilkan format .mp4.
Kelebihan MP4 adalah, format video ini bisa disetel di banyak aplikasi pemutar video. Kualitasnya video yang dihasilkan juga cukup bagus, dengan ukuran file relatif kecil. Bahkan, toko musik iTunes menggunakannya sebagai standar.
Meski begitu, MP4 tidak luput dari kekurangan. Salah satunya yakni karena format ini sangat populer, ada risiko penyalahgunaan distribusi (mudah dibajak). Video berformat MP4 juga lebih sulit untuk diedit dan dalam beberapa kasus mengalami penurunan kualitas karena kompresi yang terlalu tinggi.
2. MKV
MKV alias Matroska Video didirikan oleh Steve Lhomme pada akhir 2002. Waktu itu, Matroska muncul setelah Lhomme tidak menemukan kesepakatan kerja sama dengan sesama developer, Lasse Karkkainen, dalam proyek Multimedia Container Format (MCF). Matroska diambil dari kata matryoshka (Rusia) yang artinya boneka kayu.
Format MKV sifatnya open-source, artinya gratis digunakan oleh siapa pun dan dikembangkan secara sukarela. Di awal kemunculannya, MKV menjadi kompetitor format lain seperti MP4 dan AVI. Namun, pada 2014, Microsoft sudah mengumumkan bahwa Windows 10 bakal mendukung format MKV.
Kelebihannya dari format yang satu ini adalah mendukung banyak codec karena sifatnya yang open-source. Sementara kekurangannya adalah ukuran file-nya relatif besar akibat dukungannya terhadap macam-macam codec. Prosesnya pun lebih rumit menurut Institut Politeknik Negeri Virginia .
4. WMV
Video animasi disebut cocok jika dikemas dengan format yang satu ini. Hanya saja, dukungan yang diberikan untuk WMV terbilang jarang. Saat ini hanya YouTube dan perangkat berbasis windows saja yang memberi dukungan langsung. Beberapa pengguna seperti jurnalis juga mengeluhkan format ini karena adanya pembatasan copyrights yang biasanya disertakan dalam video.
5. AVI
Komputer bersistem operasi Windows dan Mac pun bisa menyetel format video ini tanpa menginstal software apa pun. Hanya saja karena cukup jadul, format ini punya berbagai keterbatasan. Misalnya, AVI tidak bisa menyebut spesifikasi rasio dalam sebuah video.
Hal itu membuat beberapa pemutar video versi lama tidak bisa dengan tepat menampilkan video sesuai dengan rasio aslinya. Meski begitu, pengaturan secara manual bisa untuk mengatasi masalah itu.
Selanjutnya, AVI juga tidak bisa menampung lampiran seperti subtitle, judul, font, dan sebagainya. Karena itu, saat kamu menonton film dengan format ini, kamu mesti memasukkan subtitle dalam file terpisah ke media player. File video dengan format AVI juga memiliki ukuran yang relatif besar.
5. MOV
Orang-orang yang baru belajar mengedit video pun terbantu dengan format MOV. Software editing video populer seperti Adobe Premiere dan Final Cut bahkan mendukung format yang satu ini. Adapun MOV masih bersaudara dengan format MP4 karena mendukung codec yang sama, MPEG-4.
Di sisi lain, tidak semua perangkat mampu memutar format MOV. Pemutar video yang mendukung secara langsung format ini hanyalah QuickTime Media Player. Sehingga, jika kamu tidak punya pemutar tersebut, kamu mesti mengonversi video MOV ke format lain. Kekurangan lain dari format ini adalah risiko penurunan kualitas video karena pemampatan ukurannya besar.
6. FLV
Langkah pengembangan format FLV juga didasari karena banyaknya pengembang web menggunakan perangkat lunak Adobe Flash untuk menciptakan efek animasi di sebuah situs. Format yang satu ini sempat mengalami penyempurnaan pada 2008, ketika Adobe memutuskan memakai codec yang sama dengan Mp4.
Format FLV pun kian populer bagi mereka yang ingin meng-embed video di websitenya. Kenyataan ini terjadi sekitar pertengahan hingga akhir dekade 2000-an. Hanya, Apple terang-terangan tidak mendukung seluruh plug-in (baik animasi atau pun video) yang berbasis Flash, untuk browser mereka di produk iPhone dan iPad.
Apple mengklaim Flash membuat pengalaman berselancar jadi lebih lamban dan baterai jadi boros. Format video ini akhirnya makin ditinggalkan. Lebih-lebih setelah HTML5 menjadi standar baru dalam membangun sebuah website. Adobe akhirnya memensiunkan Flash untuk selama-lamanya, awal tahun ini.
7. 3GP
Karena ukuran yang menyusut secara drastis, kualitas dari video berformat 3Gp juga tidak terlalu baik. Coba saja menyetelnya di laptop atau komputer. Sudah dipastikan gambarnya akan 'patah-patah' dan pecah. Adapun format file 3GP diperkenalkan oleh The 3rd Generation Partnership Project (3GPP), organisasi yang dibentuk pada 1998.
8. WEBM
Bisa dibilang WEBM adalah salah satu format usianya masih muda lantaran mulai dikembangkan sekitar 10 tahun silam. Google menjadi penyokong dana utama dalam pengembangan format open-source ini. WebM secara basis masih merupakan saudara dari Matroska, dengan codec video VP9 dan codec audio Opus.
Google mendorong agar WebM menjadi format video default kepada pengembang web, seturut makin jamaknya penggunaan HTML5 yang menggantikan Flash. Salah satu kelebihan format WebM adalah kualitas video yang terjaga, kendati seorang pengguna mengakses internet dengan komputer jadul.
Selain itu, meski ditujukan untuk streaming, video berformat WebM juga ramah buat mereka yang masih ingin melakukan editing. Di sisi lain, masih belum banyak pihak yang secara langsung memberi dukungan. Tercatat hanya browser seperti Google Chrome, Opera, dan Mozilla Firefox yang bisa menyetel video WebM tanpa tambahan aplikasi apa pun. Perangkat portable yang bisa memutar video dengan format ini juga masih sedikit.
9. MPG
Ya, di dalamnya ada video berformat MPG. Kadang-kadang, orang menemuinya dengan format DAT (.dat). Nama yang terakhir disebut ditujukan khusus buat pengguna VCD player. Keunggulan dari format ini adalah kemampuan replikasi yang sama dengan kualitas aslinya. Selain itu, file audio yang ada di dalamnya, MP3, juga punya kualitas oke dan masih digunakan sampai sekarang.
Beberapa kekurangan dari MPG yakni sebuah perangkat memerlukan software khusus untuk bisa mengubahnya. Hal ini wajar karena MPG awalnya ditujukan buat VCD player. Kemudian, video dengan format MPG bentuknya sudah sangat mampat, sehingga tak direkomendasikan untuk diedit. Kasus lain yang ditemui adalah perlunya waktu lama untuk membuka jika file berukuran besar.
10. AVCHD
Video yang dihasilkan dari format ini mendukung hingga resolusi Full HD. Karena itu, banyak videografer profesional yang suka dengan hasilnya. Selain itu, AVCHD juga mendukung video tiga dimensi. Walau begitu, AVCHD belum bisa mengalahkan popularitas MP4.
Kekurangan selanjutnya adalah format video ini belum mendukung resolusi 4K. Kemudian, beberapa software editing perlu waktu lebih untuk menangani video AVCHD. Alias tidak secepat ketika memproses video dengan format lain, menurut situs rev.com.
Demikian pemaparan singkat tentang 10 format video yang paling populer di dunia. Dari penjelasan tersebut, paling tidak kamu jadi tahu tentang apa itu sebenarnya format video dan untuk apa format video dibuat. MP4 memang jadi format yang paling banyak dipakai di berbagai format. Namun, berformat MP4 tidak seramah AVI untuk urusan editing. Yang pasti setiap format punya kelebihan dan kekurangan.
Komentar
Posting Komentar